Review Film“How Art Made The World”
hai sahabat Blog imes jq, hari ini imes mau kasih sedikit apa yang imes tau, soal review film dokumenter tentang seni, ini dikarenakan imes habis ngikutin mata kulaih sejarah desain grafis waktu lalu, semoga ini bisa membantu kalian semua. hehehe
Review Film
“How Art Made The World”
Judul Film : “HOW ART MADE THE WORLD”
Episode 1 : “More
Human Than Human”
Pembawa
Acara : Dr. Nigel Spivey
REVIEW :
Akibat yang terjadi pada ribuan
tahun yang lalu Citra yang kita kenal berupa gambar, simbol dan seni yang kita
jumpai tiap hari ternyata memiliki pengaruh dan kekuatan terhadap kita.
Semuanya itu Kita bisa lihat pada gua-gua prasejarah, kita akan menjumpai
gambar-gambar yang dibuat oleh orang-orang prasejarah yang belum mengenal
tulisan. Gambar-gambar yang terpampang di sepanjang lorong gua ternyata
memiliki visualisasi yang sangat membantu dan mempengaruhi kita. Ternyata pada
saat itu mereka sudah menciptakan visualisasi yang sangat menakjubkan seperti
gambar yang tembus pandang atau transparan, yang sekarang kita kenal dengan
X-ray. Selain itu saat dahulu ternyata tubuh manusia menjadi obsesi untuk
berkarya.
Patung-patung Venus yang ditemukan sangat tidak realistis. Dada, perut, pinggang,
dan pahanya dibuat sangat besar, dan organ seksualnya juga sangat ditonjolkan.
Patung ini merupakan simbol dari kesuburan atau ibu. Pada patung ini dibuat
dengan ketelitian yang tinggi namun tidak terdapat bentuk muka dan tangan.
Bentuk yang seperti itu bukanlah secara kebetulan atau tidak sengaja dalam
membuatnya, melainkan semuanya itu disengaja. Entah mengapa orang-orang nomaden
pada saat itu terdorong untuk melebih-lebihkan beberapa bagian tubuh dan mengabaikan
bagian-bagian
lain yang dianggap tidak penting. Dan semuanya
itu tidak
berhenti disitu saja, melainkan dorongan ini terus berlanjut hingga ribuan
tahun bahkan sampai sekarang.
Prof. V.S. Ramachandran seorang
ilmuan syaraf meneliti hal ini, sebelumnya ia tidak mengerti akan seni, tetapi
setelah melihat seni Beliau berfikir mengapa seni bisa begitu indah. Selain itu
Beliau penasaran dengan pemikiran para pematung saat itu. Beliau mengadakan
penelitian melalui anak burung camar dimana anak camar meminta makanan kepada
ibunya bukan karena ia mengenal ibunya
tetapi karena garis merah yang ada diparuh ibunya lah yang membuat anak camar
itumerespon dengan cepat. Teori burung camar herring ini berhubungan dengan
venus. Hingga teori camar herring membuktikan bahwa vigur venus berbentuk
demikian hanya disebabkan bagaimana otak yang menciptanya sendiri. Karena
mungkin pada saat itu orang-orqang nomaden hidup pada zaman es, sehingga mereka
merindukan dan mendambakan figur kesuburan dan kegemukan. Patung-patung Venus
ternyata terdapat di berbagai daerah yang berbeda-beda namun mirip.
Pada tahun 5000 tahun SM mesir
menjadi peradaban mapan, naluri camar herring menghilang, Mereka yang tinggal
di tepi aliran sungai Nil. Karya-karya seni mereka bisa kita lihat dari
lukisan-lukisan di dinding makam Ramses 6 dan patung-patung serta relief-relief
yang ada di sekitar piramid. Figur-figur yang terdapat pada makam ramses itu
tidak dilebih-lebihkan, nyatanya ukuran kaki sama besar, naluri
melebih-lebihkan tidak ditemukan disini. Gambar figur disini dibuat dengan
aneka tampak. Citra tubuh ini juga termasuk yang tidak realistis. Dimana wajah
digambar dari samping namun mata dari depan, badan dari depan namun kaki dan
tangan digambar dari samping dan sama ukuran jari-jarinya.
Hingga 3000 tahun cara gambar di
Mesir masih sama dan tidak berubah, ini dapat kita simpulkan bahwa mereka
bukanlah tidak dapat menggambar yang lebih bagus dari pada itu, melainkan
mereka berusaha mempertahankan gaya lukis dan budayanya. Di salah satu makam
seniman mesir ditemukan sebuah karya lukis yang belum selesai dibuat
dikarenakan seniman yang membuatnya sudah meninggal. Disana didapati
garis-garis bantu berwarna merah yang menjadi patokan mereka dalam menggambar
dan disadari kalau gambar-gambar mereka memiliki perhitungan dan tidak
asal-asalan. Patung-patung di mesir dibuat berukuran besar karena mereka sudah
menetap dan mereka ingin mengabadikan citra tubuh sehingga dibuat lebih
realistis.
Yunani purba sangat terobsesi dengan
bentuk tubuh, otot, dan semua keindahan tubuh. Mereka menciptakan patung
dewa-dewi dengan wujud manusia yang mereka letakan di kuil-kuil. Pada awalnya
patung yang mereka buat berukuran kecil, namun setelah belajar dengan orang
Mesir, mereka mulai membuat patung-patung berukuran tubuh manusia.
Patung-patung yang dibuat sangat realistis dan indah. Salah satu contohnya
adalah patung Criteon Boy yang dibuat sangat rapih dan apik, lekuk-lekuk tubuh
dibuat sangat realistis dan bnar-benar hidup. Patung ini menjadi batu loncatan
pada masa itu dan menjadi puncak prestasi artistik. Namun dalam 1 generasi,
orang Yunani berhenti membuat patung realistis. Karena mereka meras bosan jika
seni hanya realisme yang mereka bisa temukan di sepanjang jalan (orang-orang).
Mereka sadar bahwa hal ini membosankan dan mereka harus melakukan hal menarik
dengan citra itu, dengan cara membuatnya menyimpang secara khusus, bukan
sembarangan, tetapi sepantasnya, supaya melebih-lebihkan respon estetis otak
yang ada pada tubuh.
Kita sebagai manusia tidak menyukai
kenyataan. Naluri biologis yang sama untuk menyukai citra yang dilebih-lebihkan
secara seksama mengaitkan kita dengan nenek moyang pada zaman purba Kemampuan
realisme peradaban pertama telah memakai sifat berlebihan dengan sangat jauh.
Naluri itulah yang masih mendominasi dunia kita sekarang. Inilah sebabnya tubuh
dari dunia modern kita terlihat seperti itu.
Dan pada Kesimpulannya adalah citra
tubuh manusia sudah diperhatikan sejak zaman dahulu kala hingga saat ini.
Hal-hal yang tidak realistis pada zaman dahulu pun ada hingga saat ini seperti
gambaran model-model catwalk, para binaragawan, ilustrasi, komik dan
sebagainya. Dalam dunia serba canggih ini kita dapat melebih-lebihkan bentuk
dan membuang figur-figur yang tidak kita sukai seperti yang dilakukan pada
masyarakat zaman dahulu, yaitu dilebih-lebihkan. Saat ini banyak wanita yang
tidak puas dengan citra tubuhnya sehingga menghabiskan uang milyaran untuk
mengubah/melebih-lebihkan bagian yang mereka anggap kurang, seperti operasi
bibir, hidung, hingga operasi pembesaran payudara.
Komentar
Posting Komentar