Review Film
“How Art Made The World”
Judul Film : “HOW ART MADE THE WORLD”
Episode 2 : “The Day Pictures Were
Born”
Pembawa
Acara : Dr. Nigel Spivey
Sutradara : Robin Dashwood & Mark
Hedgecoe
REVIEW :
Film dokumenter how art made the world 2 menceritakan
tentang lahirnya pencitraan di dunia
yang dibuat oleh nenek moyang atau zaman purba dahulu hingga sekarang. Yang
mana Pada zaman dahulu, belum ada kemampuan pencitraan sehingga dunia tidak
bisa dikenali. Video dokumenter ini Dimulai dengan beberapa pertanyaan
bagaimana kelahiran gambar? Bagaimana itu mungkin terjadi?.
Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, ditemukan gambar kuda
dari masa kuno klasik. Ini dibuat untuk menghiasi rumah bangsawan Roma sekitar
100 tahun SM. Dan pada sekitar 3000 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1200
SM, ditemukan kepingan kecil berasal dari Mesir purba.
Menjelang pada akhir abad ke 19, tepatnya pada musim
gugur tahun 1879, sebuah penemuan di Altamira akan membuat kita jadi
bertanya-tanya tentang kapan gambar pertama di dunia diciptakan. Penemuan
bersejarah ini ditemukan oleh seorang gadis cilik berusia 9 tahun bernama Maria
dan ayahnya yang seorang bangsawan Spanyol juga arkeolog amatir bernama Marcelino de Sautuola, ia mengunjungi Gua Altamira di Spanyol Utara. Di
gua tersebut, Maria menemukan lusinan lukisan Auroch, satu spesies lembu ox
yang telah punah pada langit-langit gua, artinya dia menemukan galeri pertama
dari lukisan prasejarah yang pernah ditemukan. Penemuan tersebut inilah yang
membuat Altamira terkenal.
Sautuola pun memberitahukan temuannya tersebut namun, para
arkeolog meragukan apa yang ditemukan oleh satuola, karena lukisan tersebut
terlalu bagus jika dibuat oleh manusia prasejarah. Para ahli yang tidak percaya
kemudian mengklaim lukisan tersebut palsu. Sautuola berjuang keras membersihkan
namanya, namun para arkeolog tetap tidak menggubris atas apa yang telah satuola
lakukan. Hingga beberapa tahun kemudian satuola meninggal di rumah keluarganya
yang tidak jauh dari Altamira.
Setelah beberapa lama, setiap dekade penemuan demi
penemuan muncul di Perancis juga Spanyol, yang membuktikan bahwa lukisan
tersebut memang dari zaman prasejarah. Contohnya
di gua
Lascaux, ada sebuah galeri lukisan yang amat indah. Semakin banyak lukisan yang
terlihat, menunjukkan seniman prasejarah telah melukis dengan keahlian mereka
dengan menandingi hampir semua bentuk dari dunia modern.
Setelah ditemukannya lukisan-lukisan di gua, Para ahli
mulai mencari jawaban, dan penjelasan pertama mereka tampak jelas.maka, muncul
teori-teori mengenai hal itu. Teori pertama menyebutkan bahwa manusia prasejarah
menciptakan gambar dari benda-benda di sekitar mereka. Teori yang kedua yang
dikemukakan oleh Henri Breuil seorang Pastur Perancis dan pakar terkemuka dalam
seni gua menyebutkan bahwa mereka menggambar tentang perburuan hewan. Seniman
prasejarah melukis hewan karena mereka percaya ini akan menambah kemungkinan
hasil perburuan. Namun, teori tersebut dianggap gagal karena penelitian selanjutnya
menemukan ketidakcocokan antara fosil tulang jenis hewan yang diburu dan
dimakan di sekitar gua dengan hewan yang dilukis di gua-gua tersebut.
Namun muncul lagi beberapa Keanehan lain mengenai
lukisan dalam gua tersebut yang patut dipertanyakan adalah seniman prasejarah
melukis di tempat sempit dan paling dalam di gua, padahal setiap orang yang
menggambar biasanya harus melihat objek yang digambar. Di Pech Merle, adalah
salah satu tempat di Perancis yang dimana terdapat lukisan yang sulit dijangkau
dan tidak memperlihatkan pencitraan apa-apa. Gambar tersebut terdiri dari dua ekor kuda dengan menaburkan citra dengan
rangkaian bintik beberapa titik dan garis atau bentuk-bentuk dan pola-pola
abstrak serta pola-pola tersebut diulang-ulang.
Di tebing tinggi di Pegunungan Afrika Selatan,
Drakensberg ditemukan Lukisan sama
anehnya dengan lukisan-lukisan di Eropa, yaitu lukisan hewan dan memperlihatkan
adegan-adegan berburu. Namun usia lukisan tersebut hanya beberapa ratus tahun
yang lalu. Lukisan ini dibuat oleh Suku San, para Bushman. Orang pertama yang
menganggap lukisan itu menarik adalah David Lewis Williams. Ia berkata,
lukisan tersebut jika dilihat sekilas menggambarkan seekor kijang Eland dan
orang yang memegang ekor kijang tersebut. Namun jika dilihat lebih lanjut
gambar orang tersebut berkaki kuda, bukan orang, kakinya menyilang dan kijang
Eland juga menyilang, kepalanya kepala kijang, dan memiliki bulu yang tegak.
Hal tersebut menjadi pertanyaan bagi David.
Dari perilaku dan adat orang-orang Suku San
David Lewis Williams Akhirnya menyimpulkan bahwa lukisan tersebut diciptakan
berdasarkan kisah spiritual atau pengalaman rohani dari Suku San yang memasuki
alam roh yang disebut dengan “trans” atau kesadaran yang berubah. Pada saat
melakukan “trans” mereka mengalami kehilangan indera yang memancing halusinasi
mereka membentuk pola dan pola abstrak. Obsesi orang San terhadap Eland (hewan
yang mereka anggap perkasa, kuat dan hebat), mengakibatkan orang San melukis
fitur hewan tersebut ke tubuh manusia. Jadi, lukisan tersebut bukanlah tentang
berburu, melainkan mereka membuat ulang halusinasi yang mereka jumpai dengan
kijang Eland.
Terdapat kesamaan antara lukisan di Afrika dan Eropa.
Pertama, lukisan orang dengan fitur kijang Eland, di Eropa juga mengukir fitur
hewan tertentu ke tubuh manusia untuk mencipta hewan baru yang asing. Kedua,
pada 200 tahun lalu di Afrika Selatan ditemukan gambar Eland dikelilingi
sesuatu dan menebar bintik-bintik di seluruh citra sama seperti lukisan dua
kuda di Pech Merle, Perancis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di institut
psychiatry, pada saat terjadi kesadaran yang berubah, ada yang terjadi pada
otak kita, yaitu akan melihat bentuk-bentuk, seperti zigzag, kabut
bintik-bintik atau kisi-kisi. Setiap orang akan melihat hal yang sama saat
mengalami “trans” tersebut. Dan dalam kegelapan gua, seniman prasejarah
kehilangan indera sehingga ini memancing halusinasi mereka kemudian mereka melukis aneka bentuk dan pola
abstrak.
Bentuk abstrak hanyalah awal, semakin lama mereka
berhalusinasi maka merekapun memiliki pikiran yang luas sehingga mereka mengambil
rupa benda yang sangat penting, misalnya orang San pada hewan kijang Eland,
kekuatannya mengikat imajinasinya. Kebudayaan sangat berperan di sini. Para
peneliti menarik kesimpulan bahwa menggambar adalah memproduksi visi yang
tercipta dalam pikiran mereka berdasarkan pengalaman.
Ada suatu masa dimana lukisan mulai ditinggalkan dan
mulai beralih ke bentuk lain seperti patung, sculpture dan lain-lain. Contohnya seperti yang ditemukan di daerah
Gilbeklitapey, Turki Selatan. Pada sekitar 2000 tahun SM, arkeolog Jerman
menggali daerah tersebut, ditemukan struktur-struktur kolosal berupa
lingkaran-lingkaran batu, dibuat dari megalit raksasa berbentuk T, situsnya
besar, setidaknya dua puluh lingkaran batu masih terkubur berisi ratusan pilar.
Pada masa itu merupakan dimulainya kebudayaan bertani. Pertanian diciptakan
untuk memberikan bahan makanan kepada para pekerja.
Jadi karya seni telah berakar kuat di otak manusia
dari zaman prasejarah hingga zaman modern sehingga membawa perubahan terbesar
dalam sejarah manusia.
Komentar
Posting Komentar